Tuesday 5 May 2015

Pesona Tanjung Bira dan Ketenangan Liukang Leo

Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari sekitar 17.000 pulau, memiliki garis pantai sepanjang 99.039 km, terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada, begitu kira-kira kutipan artikel yang pernah saya baca. Dari begitu panjangnya garis pantai yang membentang di nusantara, sudah pasti Indonesia memiliki banyak pantai-pantai yang indah, salah satunya adalah Tanjung Bira yang terletak di Bulukumba, ujung Sulawesi Selatan. Tanjung Bira terkenal dengan air lautnya yang yang tenang bergradasi 3 warna dan pasir putih yang selembut tepung. Walaupun di Bali dan di Lombok memiliki banyak pantai yang cantik, namun pesona Tanjung Bira berhasil menghipnotos saya untuk datang langsung membuktikan keindahannya. 
Air laut yang jernih berwarna toska begitu sejuk dimata

Friday 10 April 2015

Menyaksikan Serunya Aksi Ksatria Berkuda dalam Pasola

Menu sarapan yang disediakan tidak sempat saya santap, hanya dua potong pisang goreng dan secangkir teh hangat buru-buru saya habiskan karena mobil travel sudah standby di halaman hotel siap untuk berangkat. Saat itu sekitar pukul 8 pagi, penumpang hanya saya dan seorang ibu, mobil mulau meninggalkan Waitabula akan mengantakan saya dan penumpang lainnya ke Waikabubak. Hari itu akan diselanggarakan Pasola di Wanokaka, Sumba Barat yang memang menjadi tujuan utama saya datang ke Sumba.
Pasola di Sumba bisanya di gelar di bulan Februari dan bulan Maret setiap tahunnya, kali ini kesempatan saya bisa menykasikan Pasola pada bulan Maret kemarin.
Siap melemparkan tombak kayu ke arah lawan

Di tengah perjalanan, supir beberapa kali mampir menyemput penumpang lainnya. Obrolan saya dengan supir tentang Pasola dan rententan acara berkaitan dengan Pasola sudah dimulai sejak hari-hari sebelumnya. Kemarin sudah digelar Pajura di Lamboya yaitu semacam duel tangan kosong, sementara dini hari tadi juga dilaksankan penangkapan Nyale (sejenis cacing laut) di pantai Wanokaka seperti halnya tradisi "Bau Nyale" di sekitar pantai Kuta, Lombok Tengah.
Ahh,,, sayang sekali saya ketinggalan moment-monet rententan acara adat tersebut :(

Sunday 21 December 2014

"The Blue" Bias Tugal

Asiknya bermain ombak

Lama sudah saya memendam rasa penasaran ingin main ke pantai yang ada di sisi barat pelabuhan Padang Bai, setiap kapal akan bersandar selepas saya liburan di Lombok (baca: mudik) saya selalu tergoda oleh birunya pantai ini. Suasananya terlihat begitu tenag karena pengunjungya hanya beberapa orang saja dan ada beberapa warung dengan bangunan gubuk yang terlihat dari kejauhan.

Monday 20 October 2014

Pesona Alam Nusa Penida yang Tersembunyi

Tebing dengan luabang menganaga menjadi keunikan Pasih Wug

Saya masih belum yakin siang itu apakah jadi menyebrang ke Nusa Penida karena satu dari teman kami mengabarkan batal ikut karena ada acara mendadak, ditambah lagi beberapa hari ini angin sedang kencang jadi gelombang laut juga pasti akan lumayan tinggi. Benar saja, saat tiba di pantai Sanur terlihat buih-buih putih dianatara birunya laut yang menandakan gelombang saat itu cukup besar. Penyebrangan ke Nusa Penida kami ditempuh dari Pantai Sanur mengarah ke tenggara pulau Bali dengan menggunakan speed boat ukuran sedang dengan kapasitas sekitar 40 orang, namun saat itu boat hanya terisi kurang setengah dari jumlah kursi penumpang.
Baru beberapa meter saja speed boat meninggalkan bibir pantai, goncangan sudah mengocok seisi perahu. Gelombang tinggi terus menemani selama kurang lebih 30 menit penyebrangan hingga akhirnya kami sampai di dermaga Banjar Nyuh. Disana kami sudah ditunggu oleh rekan kami yang akan menjadi guide menuju spot-spot yang sudah kami rencanakan. Untuk menjelajah pulau ini kami menyewa sepeda motor satu lagi selain sepeda motor milik guide kam.

Friday 29 August 2014

Wae Rebo, Tanah Impian Warisan Leluhur yang Masih Bertahan

Kami bergegas turun meninggalkan pos 3 menuju dataran dengan rumput hijau yang dikeliling 7 Mbaru Niang. Akhirnya... Setelah perjalanan panjang selama 4 jam yang penuh peluh dan melelahkan (baca disini), kami tiba di tanah yang selama ini menjadi impian saya untuk bisa mengunjunginya. Kini mimpi itu menjadi nyata, padahal saat kami sudah tiba di Flores, kami belum memutuskan untuk mengunjungi kampung Wae Rebo ini.
Saya begitu takjub melihat bangunan peninggalan leluhur Wae Rebo yang sudah berusia seribu tahun lebih namun masih terus dipertahankan dan tetap berdiri kokoh diantara pegunungan yang mengelilinginya. Pantaslah bila Mbaru Niang ini mendapatkan penghargaan tertinggi dalam bidang pelestarian warisan budaya yaitu penghargaan dari UNESCO Asia-Pacific Awards tahun 2012.
Rumah kerucut dengan struktur kayu dan bambu dengan atap dari ijuk dan ilalang ini memiliki ketinggian antara 10 m dan 15 m yang terdiri dari 5 tingkatan dengan lantai dasar atau tingkatan pertama sebagai ruang tempat aktifitas sehari-hari sedangkan tingkatan berikutnya adalah sebagai tempat penyimpanan bahan makanan, kayu bakar, perlengkapan upacara dan lainnya.
Jajaran Mbaru Niang di hamparan rumput hijau

Monday 23 June 2014

Perjalanan Panjang Menuju Tanah Impian - Waerebo

Goncangan saat melintasi jalan yang rusak sesekali membangunkan saya dari tidur di dalam mobil yang sesak berisi 6 orang dan barang-barang. Saat mengarahkan pandangan keluar mobil, yang terlihat hanya gelap entah kami sedang melintas di perbukitan atau di tepi pantai larut malam itu. Perjalanan panjang dan melelahkan ini dimulai sejak subuh sebelum surya menyapa, berawal dari Maumere setelah beberapa kali mampir menyambangi tempat-tempat yang ada dalam travel plan kami. Waerebo sendiri sebenarnya tidak ada dalam travel plan kami dalam ekspediri jelajah Flores selama 5 hari ini, namun travel plan mendadak berubah tak lama setelah kami mendarat di Maumere.

Kemegahan Kampung Waerebo diantara pegunungan

Monday 28 April 2014

Pantai Pura Geger, Ini Baru "Hidden Beach"

Siapa yang masih menyangkal keindahan alam yang dimiliki pulau Bali? Begitu mendebgar kata "Bali" kita langung terbayang akan pantai-pantai yang indah, selain tentunya budayanya yang begitu melekat dalam keseharian masyarakatnya.
Pantai-pantai di pulau dewata ini begitu indahnya sehingga menarik pengunjung untuk menikmati keindahnnya. Ramainya jumlah wisatawan yang datang tentu sangat menguntungkan, namun bagi pencari ketenangan sejati sangat sulit untuk menemukan pantai dengan landscape yang indah namun masih sepi pengunjung dan menawarkan suasana yang tenang.
Sebut saja pantai Pandawa atau Padang-padang yang dikenal sebagai "hidden beach" namun sekarang sudah menjadi pantai yang hampir selalu ramai, even di weekday sekalipun.

Surfer beranjak meninggalkan pantai

Sunday 22 December 2013

Sunset di Seminyak yang Selalu Mempesona [Foto]


Bulan Desember ini hujan turun hampir setiap hari, kalaupun tidak hujan tapi langit kelabu selalu menutupi matahari yang terbenam. Bagi pecinta sunset sudah pasti sangat merindukan suasana sunset yang cerah dengan sinarnya yang hangat dan warna langit jingga bergradasi dengan langit biru.
Kerinduan dengan sunset membuat saya ingin berbagi beberapa momen sunset di pantai Seminyak yang selalu mempesona. 

Saturday 7 December 2013

Karst Rammang-Rammang, Geowisata di Maros

Masih cerita dari rangkaian solo travel saya ke Sulawesi Selatan awal November kemarin, kali ini saya akan ceritakan perjalanan geowisata saya ke Rammang-Rammang untuk melihat gugusan karts dengan luas 4.500 hektare yang merupakan gugusan karst terbesar kedua di dunia setelah yang ada di Cina Selatan. Destinasi ini awalnya tidak masuk dalam list trip saya ke Sulawesi Selatan namun beberapa hari menjelang keberangkatan saya sempat membaca artikel tentang karst Rammang-Rammang membuat saya langsung tertarik untuk mengunjunginya.

Pagi itu sekitar jam 9 setelah check out dari hotel di kawasan pecinan di jalan Jampea - Makassar, saya naik angkot menuju rumah teman saya yang kebetulan searah dengan jalur angkot menuju Pangkep. Dari sana perjalanan kami lanjutkan menggunakan sepeda motor. Teman saya yang orang Makassar asli ternyata tidak tau ada lokasi geowisata di Rammang-Rammang, yang dia tau memang dari jalan menuju Pangkep sudah terlihat gugusan bukit batu besar membentang.

Landmark karst Rammang-Rammang


Sunday 24 November 2013

Kete Kesu - Toraja, dari Tongkonan, Makam Batu dan Patung Tao-tao

Beberapa menit setelah bus meninggalkan pool di Makassar, saya menarik selimut dan mengatur bantal untuk bisa mendapat posisi senyaman mungkin agar bisa tidur di bus yang akan menempuh perjalanan selama 8 jam menuju Tana Toraja. Tanpa terasa bus sudah memasuki Toraja saat subuh tiba, udara terasa begitu segar karena semalam hujan turun disini. Dari jendela bus terlihat pemandangan bukit diselimuti kabut, persawahan yang hijau dan sungai dengan air yang cukup deras di tepi jalan yang kami lintasi. Beberapa penumpang mulai turun, saya bertanya ke penumpang yang duduk di samping saya "Ini sudah sampai di Rantepao ya?", "Belum, Rantepao masih di depan lagi." jawabnya. Pertanyaan saya didengar oleh penumpang yang duduk agak belakang di baris samping kursi saya. Ia menyapa dan menanyakan tujuan saya ke Toraja, ternyata kami memilikai tujuann yang sama, akhinya kami putuskan untuk jalan bareng selama di Toraja. 


Monday 28 October 2013

Parade Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asia Tenggara II di Mataram [Foto]

Tanggal 25 Oktober kemarin ada sebuah perhelatan akbar di Mataram-Lombok, sekitar 80 delegasi dengan sekitar 600 kontingen dari berbagai Kerajaan yang ada di Asia Tenggara menampilkan atraksi kesenian dan budaya yang dimilki masing-masing Kerajaan dalam Parade Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asia Tenggara II.
Festival Keraton ini adalah penyelenggaraan yang ke-2 setelah pada tahun 2008 dilaksanakan di Denpasar. Tema yang diusung dalam Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asia Tenggara II yang berlangsung padatanggal 25-28 Oktober 2013 ini menusung tema "Mewujudkan Komunitas Sosial Budaya ASEAN Menuju ASEAN Community 2015"

Tuesday 22 October 2013

Mahakarya Landscape Indah Disuguhkan Danau Tamblingan

Hawa dingin menembus jaket tebal yang saya pakai begitu turun dari mobil. Gonggongan anjing memecah heningnya pagi, menyambut kedatangan kami di Danau Tamblingan.
Tak nampak petugas di pos jaga yang ada di dekat tempat parkir kendaraan, kami langsung berjalan menyusuri jalan paving diantara rindangnya pepohonan besar. Rumah-rumah semi permanen dari kayu dan beberapa dari terpal masih tertutup rapat, belum tampak aktifitas warga pagi itu.
Kami terus menyusir jalan panving sampai pada genenagan air yang meluap merendam jalan dan merendam beberapa rumah yang ada di tepi danau. Ternyata tenda-tenda terpal yang tadi kami lewati adalah hunian sementara warga yang rumahnya tergenang luapan air danau.
Disalah satu sudut, nampak samar-samar pura di kejauhan terhalang kabut tipis. Pura sakral itu tak luput dari genangan air danau yang meluap.


Friday 13 September 2013

Mampir Melihat Koleksi Museum Nasional


Berkunjung ke museum mungkin kurang menarik bagi kebanyakan orang begitu pula yang sempat saya rasakan. Bahkan sebelum ini, saya baru sekali berkunjung ke museum itupun waktu masik duduk di bangku Sekolah Dasar. Hehee..

Entah angin apa yang membawa saya saat itu mampir ke Museum Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat-Jakarta Pusat. Ternyata berkunjung ke museum itu menarik juga, selain bisa melihat langsung barang-barang peninggalan yang bernilai sejarah sekaligus bisa mendapat pelajaran berharga mengenai perjalanan peradaban nenek moyang kita di nusantara.

Arca-arca yang ada di halaman dalam Museum Nasional

Thursday 29 August 2013

Menerjang Badai Demi Menengok Sang Naga Purba

"Haahh...?!" saya dan Dairy langsung saling bertatapan mendengar Binsar mengajak kami ke Pulau Komodo besok. Bukannya senang dengan ajakan tersebut, kami malah kaget karena sore tadi kami baru saja sampai Labuan Bajo setelah pulang dari Pulau Rinca dan Lenteng dengan penuh perjuangan menghadapi cuaca yang tidak bersahabat di laut. Om Frans yang tadi ikut bersama kami langsung menolak untuk ajakan tersebut sambil senyum-senyum melihat kami yang bingung karena tidak enak menolak ajakan Binsar. Binsar sendiri tidak ikut ke Lenteng dari Pulau Rinca karena saat kami berangkat dia sedang tidak enak badan (alasan) hehee..
Komodo Dragon

Sunday 18 August 2013

Di Kuta, Semarak Perayaan HUT RI ke 68 Ikut Dirmeriahkan Tourist Asing

Merdekaa...!! Walaupun sudah lewat, gak ada salahnya ya semangat kemerdekaan terus dijaga hehee.. :D
Sudah menjadi tradisi pada setiap tanggal 17 Agustus, peringatan hari kemerdekaan RI selalu diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari upacara bendera yang biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah, juga digelar berbagi jenis lomba yang menambah semarak perayaan HUT RI dan menjadi hiburanyang manarik.
Briefing sebelum pelaksanaan lomba

Sunday 16 June 2013

Pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali 2013 Disambut Guyuran Hujan (Galeri Foto)

Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-35 telah resmi dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin tanggal 15 Juni 2013. Bertempat di Jalan Raya Puputan depan Monumen Bajra Sandi-Renon, pembukaan PKB ke-35 diisi dengan sajian berupa pawai kesenian dari masing-masing kabupaten dan kota di Bali juga dari luar daerah bahkan dari negeri tetangga.


Monday 13 May 2013

Blind Trip To Moyo Island

Trip ke Pulau Moyo ini bisa dibilang "blind trip" karena hanya bermodal nekat dengan informasi yang minim mengenai Pulau Moyo juga minim budget karena semua serba mendadak tanpa perencanaan yang matang. Kami tidak punya informasi detil kapan dan dari manya penyebrangan dari Sumbawa ke Pulau Moyo. Yang kami tau sebelmunya hanyalah cuma ada satu hotel disana yaitu Amanwana Resort yang harganya jauh bahkan sangat jauh diatas jangkauan kami sehingga kami putuskan untuk mendirikan tenda disana.