Tuesday 22 October 2013

Mahakarya Landscape Indah Disuguhkan Danau Tamblingan

Hawa dingin menembus jaket tebal yang saya pakai begitu turun dari mobil. Gonggongan anjing memecah heningnya pagi, menyambut kedatangan kami di Danau Tamblingan.
Tak nampak petugas di pos jaga yang ada di dekat tempat parkir kendaraan, kami langsung berjalan menyusuri jalan paving diantara rindangnya pepohonan besar. Rumah-rumah semi permanen dari kayu dan beberapa dari terpal masih tertutup rapat, belum tampak aktifitas warga pagi itu.
Kami terus menyusir jalan panving sampai pada genenagan air yang meluap merendam jalan dan merendam beberapa rumah yang ada di tepi danau. Ternyata tenda-tenda terpal yang tadi kami lewati adalah hunian sementara warga yang rumahnya tergenang luapan air danau.
Disalah satu sudut, nampak samar-samar pura di kejauhan terhalang kabut tipis. Pura sakral itu tak luput dari genangan air danau yang meluap.





Dinginnya udara tidak menyurutkan niat saya mengambil gambar walau harus becek-becekan terkena lumpur, antusias saya berhasil mengalahkan hawa dingin pagi itu.
Shutter kamera belurang kali saya tekan, mencoba mengeksplor mahakarya landscape indah yang disuguhkan danau Tambliangn dalam beberapa frame, berpacu dengan sang surya yang perlahan mulai keluar dari peraduannya.
Danau Tamblingan ini merupakan salah satu spot terbaik bagi para pecinta fotografi terutama pecinta landscape di Bali. Banyak fotografer datang kesini mengejar moment sunrise yang indah, bahkan beberapa foto danau Tambalingan beberapa kali muncul menjadi pemenang maupun finalis dalam kompetisi foto berskala nasional maupun internasional.




Kabut tipis masih melayang rendah menutup permukaan tengah danau, pepohon dengan ranting kering tanpa daun nampak berbaris disepanjang tepi jalan yang kini terendam air, memberi kesan mistis danau ini. 
Tenangnya air bagaikan hamparan cermin yang merefleksikan pemandangan indah yang ada di atasnya.
Perahu kayu bergandeng berpasanga-pasangan bersandar di tepi danau, seolah ikut menikmati suasana pagi.




Mentari pun perlahan muncul dari balik punggung bukit hijau dengan hutan rindang yang memisah danau Tamblingan dan danau Buyan. Semburat cahayanya yang hangat menyinari danau, menerpa pepohonan memberi semangat baru setiap harinya.
Danau Tamblingan terletak di kawasan Desa Munduk, Kabupaten Buleleng - Bali. Danau ini adalah satu dari 3 danau yang saling berdekatan yaitu danau Buyan dan danau Bratan. Sebagai tempat wisata, danau Tamblingan tidak sepopuler danau Bratan. Pengelolaannya pun mash jauh dibanding dengan danau Bratan yang selalu raimai dikunjungi setiap hari.

View danau Tamblingan dari atas

Saat danau sedang surut, pura masih jauh dengan permukaan air
Kunjungan saya ke danau Tamblingan ini di bulan September 2012 dimana air masih meluap akibat intensitas hujan yang tinggi, itupun sudah lebih surut karena puncak meluapnya air danau terjadi di bulan April 2012.
Sebelumnya saya pernah kesini pertengahan tahun 2010, saat ini air danau sedang surut sehingga puranya masih jauh dari air danau dipisahkan tanah yang ditumbuhi rumput.

Alam yang nampak tenang dan indahpun jika tidak dijaga kelesatariannya maka akan meunjukkan kemurkaannya, mungkin itu yang perlu kita perhatikan agar selalu bisa terjalin harmoni antara alam dan kita manusia yang bagaimanapun tidak bisa lepas dari alam.


Sumber foto: stok pribadi.
Urutan foto selain 2 foto terakhir sesuai dengan urutan waktu pengambilan gambar.

Related Posts:
2D2N Vacation at "Amazing" Kenawa Island
Blind Trip To Moyo Island
Moment-moment Romantis di Pantai yang Tertangkap Kameraku

9 comments:

  1. Sumpah keren mampus, komposisi warna nya mantap ;-)

    ReplyDelete
  2. makasi mas.. memang keren sunrise disana..

    ReplyDelete
  3. Foto2nya bagus n indah sekali, Gan.

    Jempol deh

    Salam

    Berbagi Kisah, Informasi dan Foto

    Tentang Indahnya INDONESIA

    www.jelajah-nesia2.blogspot.com

    www.jelajah-nesia.blogspot.com

    ReplyDelete
  4. Sedap di mata..., mantap broo.. nice pictures

    ReplyDelete