Friday 13 September 2013

Mampir Melihat Koleksi Museum Nasional


Berkunjung ke museum mungkin kurang menarik bagi kebanyakan orang begitu pula yang sempat saya rasakan. Bahkan sebelum ini, saya baru sekali berkunjung ke museum itupun waktu masik duduk di bangku Sekolah Dasar. Hehee..

Entah angin apa yang membawa saya saat itu mampir ke Museum Nasional yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat-Jakarta Pusat. Ternyata berkunjung ke museum itu menarik juga, selain bisa melihat langsung barang-barang peninggalan yang bernilai sejarah sekaligus bisa mendapat pelajaran berharga mengenai perjalanan peradaban nenek moyang kita di nusantara.

Arca-arca yang ada di halaman dalam Museum Nasional

Bangunan Museum Nasional masih terlihat megah dan kokoh

Musemu Nasional dikenal juga dengan nama Museum Gajah karena di depan gedung ini terdapat patung gajah pemberian Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871. Museum Nasional merupakan lembaga studi warisan budaya dan pusat informasi edukatif kultural dan rekreatif, yang mempunyai kewajiban menyelamatkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa Indonesia. Musem ini memiliki tujuh jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik-heraldik, sejarah, etnografi, dan geografi.



Bangunan musium ini nampak masih kokoh dan megah walaupun bangunan ini sudah berumur lebih satu abad, dimana musium ini diresmikan pada tahun 1868. Pilar-pilar tinggi besar memberi kesan kokok pada bangunan peninggalan Belanda ini. Musium Nasional ini juga merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara dengan koleksi yang konon terlengkap pula.


Gamelan Banjar, Kalimantan Selatan

Paseren, Ruang Bersemayam Dewi Sri

Gamelan Jawa
Museum Nasional memiliki banyak koleksi barang dengan nilai sejarah yang sangat tinggi dari masa pra sejarah nenek moyang kita, juga terdapat barang-barang kuno dari peradaban bangsa lain.
Barang-barang yang ada dalam koleksi museum ini terdiri dari arca, artefak, fosil, menhir, prasasti, juga kerajinan dan senjata kuno dari penjuru nusantara. Dipamerkan juga koleksi keramik tua dari berbagai negara, berbagai model rumah adat dari berbagai pelosok nusantra serat masih banyak barang bernilai historis tinggi lainnya dipamerkan disini.

Sebagai tempat wisata edukasi, museum sering dikunjungi rombongan pelajar
Mengunjungi museum Nasional untuk melihat berbagai koleksinya bisa dijadikan salah satu tujuan jalan-jalan bagi anda yang sedang berkunjung ke Jakarta. Lokasinya juga cukup mudah diakses dan juga sangat dekat Monas. Cukup naik busway dan turun di halte Monas, kita tinggal menyebrang jalan untuk sampai ke Museum Nasional.

Patung Nenek Moyang Masyarakat Tanimbar, Maluku
Kiri ke kanan: "Ketu" atau penutp kepala pendeta Agama Hindu-Bali, Baju kulit kayu Kalimantan Barat, perlengkapan upacara adat Bali

Berbagai koleksi keramik, kiri keramik dari Jepang, atas keramik dari China, bawah keramik dari Myanmar

Miniatur model rumah adat, kiri rumah adat Kon-Papua, bawah Rumah Gadang-Sumatra Barat
Beberapa koleksi arca kuno di Museum Nasional

Sekarang ini kita dikejutkan dengan kabar hilangnya 4 artefak yang di koleksi di Museum Nasional. Empat artefak yang hilang itu berupa Lempengan Naga, Lempengan Bulan Sabit Beraksara, Wajan bertutup Cepuk, dan Lempengan Harihara. Keempat benda tersebut terbuat dari logam mulia yang selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tentunya juga memiliki nilai historis yang sangat tinggi bahkan tidak ternilai, bayangkan saja, keempat benda tersebut berasal dari zaman Kerajaan Mataram kuno dari abat ke-X.
Sungguh sangat disesalkan kasus pencurian ini terjadi, dimana seharusnya kita menjaga dan merawat benda-benda bersejarah tersebut tetapi ada saja tangan-tangan jahil yang ingin mendapatkan keuntungan dengan cara yang salah.

Saya mencoba mengingat kembali saat saya berkunjung ke museum ini pada awal Mei kemarin, pengamanan di sini menurut saya masih kurang. Petugas keamanan hanya ada di depan, di samping loket pembelian tiket masuk, sementara di dalam ruang pamer sama sekali tidak tampak petugas yang berjaga. Pengunjung yang masuk maupun keluar tidak diperiksa, hanya tas yang dibawa harus dititipkan disana. 

Kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bisa menjaga dan menghargai barang-barang bersejarah dan juga sebagai bahan instropeksi bagi pihak terkait untuk lebih meningkatkan pengawasan dan keamanan untuk menjaga agar barang-barang yang menjadi bukti perjalanan peradaban dari jaman nenek moyang kita tetap terjaga dan terawat sehingga nantinya generasi penerus bangsa ini masih bisa melihat bukti kejayaan nusantara kita sejak dahulu kala.



2 comments:

  1. Ah jadi malu, sebagai warga jakarta malah aku blm perna kesini :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Begitukah..? Sudah melanglang buana menembus cakrawala melintas katulistiwa tapi malah belum pernah kesini..?? padalah tinggal nyebrang jalan aja sampai kok om.. :p hehehee..

      Delete